Kamis, 07 Maret 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PERNAPASAN INSECTA



A.    JUDUL PRAKTIKUM   :
  PERNAPASAN  PADA  SERANGGA (INSECTA)
B.     TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengetahui kecepatan respirasi pada serangga.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi respirasi pada serangga.

C.     TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
-            Di Laboratorium Biologi Madrasah Aliyah Negeri Lamongan.
-            Tgl. 19 – 02 – 2013, (Selasa) Pukul 08.20 – selesai WIB .

D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Respirometer
1 buah
2.
Pipet
I buah
3.
Kapas
Secukupnya
4.
Neraca
1 buah
5.
Stopwatch
1 buah
6.
Pinset
1 buah

2.      Bahan
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Serangga (Belalang)
3 ekor
2.
Eosin
Secukupnya
3.
Kristal KOH
Secukupnya
4.
Vaselin
Secukupnya

E.     CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat serta bahan
2.      Menimbang berat belalang (1,2 dan 3) dengan menggunakan neraca.
3.      Membungkus KOH kristal dengan menggunakan kapas dan memasukkan pada Respirometer.
4.      Memasukkan belalang dan menutup respirometer dengan memberikan vaselin pada sambungan penutupnya agar udara luar tidak masuk kedalam respirometer.
5.      Meneteskan eosin pada ujung respirometer dengan menggunakan pipet sampai pada angka 0.
6.      Mengamati pergerakan eosin setiap dua menit selama sepuluh  menit pada pipa kapiler berskala.
7.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan, sebagai berikut :

Jarak yang ditempuh Eosin Menit ke ...
Skala yang ditempuh (ml)
Belalang ke-1 (1,005 gr)
Belalang ke-2 (1,19 gr)
Belalang ke-3 (0,02 gr)
2



4



6



8



10




8.      Mengulangi cara kerja diatas, menggunakan belalang ke 2 dan ke 3 yang berat badannya  berbeda.

  Note  : Jangan lupa membersihkan sisa oesin yang terdapat pada percoban sebelumnya (cuci respirometer hingga bersih) .
Pertanyaan
a.         Apa fungsi penambahan KOH pada percobaan tersebut ?
b.        Apa fungsi cairan eosin pada percobaan tersebut ?
c.         Mengapa terjadi perbedaan perbandingan jarak yang ditempuh eosin antara belalang ke-1 belalang ke-2 dan belalang ke-3 ?
d.        Apa hubungan berat badan serangga dengan kebutuhan oksigen untuk respirasinya ?


F.   HASIL PRAKTIKUM
Data pengukuran berat badan belalang
Belalang ke ...
1
2
3
Berat (gr)
1,005
1,19
0,02

Data hasil pengamatan
Jarak yang ditempuh Eosin Menit ke ...
Skala yang ditempuh (ml)
1 kristal KOH
 1 kristal KOH
1 kristal KOH
2 kristal KOH
Belalang ke-1 (1,005 gr)
Belalang ke-2 (0,19 gr)
Belalang ke-3 (0,02 gr)
Belalang ke-3 (0,02 gr)
2
0.73
0.51
0.21
0.34
4
0.89
0.77
0.35
0.61
6
1.02
0.90
0.51
0.77
8
1.16
1.06
0.64
0.93
10
1.32
1. 23
0.81
1.10
Rata - rata
0.512
0.447
0.252
0.375

Pengamatan terhadap mekanisme pernapasan belalang :
Pada saat Inspirasi ,otot perut (abdomen) berelaksasi,volume trakea normal sehingga udara masuk.Karena, tekanan udara di dalam lebih kecil dari pada di luar sehingga udara yang ada diluar masuk ke dalam.
Pada saat Ekspirasi ,otot perut (abdomen) berkontraksi ,volume trakea mengecil sehingga udara keluar. Karena , tekanan udara didalam lebih besar dari pada diluar  sehingga udara yang ada didalam tertekan keluar.


G.    ANALISIS  DATA
1.      Belalang ke – 1
Dari hasil pengamatan pada belalang ke – 1 yang memiliki berat 1,005 gram kami menggunakan 1 KOH kristal. Kami memperoleh data dengan hasil sebagai berikut : pada menit ke 2 cairan eosin berada pada jarak 0.73, menit ke 4 cairan eosin pada jarak 0.89, menit ke 6 cairan eosin pada jarak 1.02, menit ke 8 cairan eosin pada jarak  1.16 dan pada menit ke 10 cairan eosin pada jarak 1.32. Dan dari data tersebut dapat diperoleh rata – rata yaitu 0.73 + 0.89 + 1.02 + 1.16 + 1.32 =  5.12 :  5 = 1.024 :  2 menit = 0.512 / menit
2.      Belalang ke – 2
Dari hasil pengamatan pada belalang ke - 2 yang memiliki berat 1,19 gram kami menggunakan 1 KOH kristal, kami memperoleh data bahwa pada menit ke 2 cairan eosin berada pada jarak 0.51, pada menit ke 4 cairan eosin pada jarak 0.77, pada menit ke 6 cairan eosin pada jarak 0.90, pada menit ke 8 cairan eosin pada jarak 1.06 dan pada menit ke 10 cairan eosin pada jarak 1.23 . Dan dari data tersebut dapat diperoleh rata-rata yaitu  0.51 + 0.77 + 0.90 + 1.06 + 1. 23 = 4.47 : 5 = 0.894 : 2 menit = 0.447/menit
3.      Belalang ke – 3
Dari hasil pengamatan pada belalang ke -3 yang memiliki berat 0,02 gram kami menggunakan 1 KOH kristal, kami memperoleh data yaitu pada menit ke 2 cairan eosin pada jarak 0.21, pada menit 4 cairan eosin pada jarak 0.35, menit ke 6 cairan eosin pada jarak 0.51, menit ke 8 cairan eosin pada eosin 0.64 dan pada menit ke 10 cairan eosin pada jarak 0.81. Dan dari data tersebut dapat diperoleh rata-rata
yaitu  
0.21 + 0.35 + 0.51 + 0.64 + 0.81 = 2.52 : 5 = 0.504 : 2 menit = 0.252 / menit
4.      Belalang ke – 3 
Dari hasil pengamatan pada belalang ke -3 yang memiliki berat 0,02 gram kami menggunakan 2 KOH kristal , kami memperoleh data yaitu pada menit ke 2 cairan eosin pada jarak 0.34 , pada menit 4 cairan eosin pada jarak 0.61 , menit ke 6 cairan eosin pada jarak 0.77 ,menit ke 8 cairan eosin pada eosin 0.93 dan pada menit ke 10 cairan eosin pada jarak 1.10 .Dan dari data tersebut dapat diperoleh rata-rata  yaitu
0.34 + 0.61 + 0.77  + 0.93 + 1.10  =  3.75 : 5 =  0.75 : 2 menit = 0.375 /menit


H.    PEMBAHASAN
Dalam pengamatan praktikum ini, kapas dimasukkan ke tabung specimen pada respirometer yang berisi KOH kristal, kemudian hewan percobaan yang telah ditimbang beratnya dimasukan ke dalamnya juga. Setelah itu pergerakan posisi oesin dapat diamati dan dapat dicatat. Fungsi dari KOH kristal adalah untuk mengikat CO2 dan dapat mempercepat proses pernapasan pada belalang, sehingga Cairan eosin pada ujung respirometer dapat bergerak yang disebabkan konsumsi oksigen yang ada pada respirometer tersebut , tanpa adanya udara dari luar.
Fungsi dari Cairan eosin adalah utuk mengetahui berapa kecepatan pernapasan pada belalang (berapa banyak oksigen yang dihirup oleh belalang) sehingga kita dapat mengetahui perbedaan oksigen yang dibutuhkan oleh belalang yang beratnya berbeda.
Perbedaan jarak yang ditempuh eosin pada belalang 1, 2 dan 3 disebabkan karena belalang itu sendiri ,apabila belalang menghirup oksigen lebih banyak maka eosin akan cepat bergerak dan cepat habis, sebaliknya apabila belalang menghirup oksigen lebih sedikit maka cairan eosin akan bergerak lambat .
Dan juga cepatnya pergerakan cairan eosin dapat disebabkan oleh beberapa fakror salah satunya yaitu berat badan dari belalang, apabila badan belalang berat maka oksigen yang dibutuhkan semakin banyak yang mengakibatkan kelajuan cairan eosin lebih cepat, dan begitu pula sebaliknya apabila badan belalang ringan maka oksigen yang dibutuhkan sedikit yang mengakibatkan cairan eosin pada respirometer berjalan lambat.

I.       KESIMPULAN
1.      KOH kristal dapat mempercepat proses pernapasan belalang pada saat di respirometer karena KOH kristal yang bersifat basa berfungsi mengikat CO2 yang dikeluarkan oleh belalang
2.    Berat badan dapat mempengaruhi respirasi : apabila berat badan belalang itu berat maka O2 yang dibutuhkan  banyak sehingga semakin cepat pernafasannya apabila dibandingkan dengan berat badan belalang yang ringan, yang membutuhkan O2 lebih sedikit sehingga semakin lambat pernapasannya.
3.    pada saat inspirasi Otot perut (abdomen) akan berelaksasi, volume trakea normal sehingga Udara masuk.Sedangkan pada saat ekspirasi Otot perut (abdomen) akan berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga udara keluar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar